Apakah Anda sudah tahu hukum bacaan mad? Dalam khazanah keilmuan tajwid, pembahasan seputar mad ini bisa dikatakan termasuk paling luas. Ada banyak hukum yang perlu Anda ketahui.
Lantas, apa sebenarnya hukum bacaan mad ini? Apa saja jenis jenisnya? Bagaimana hukum membacanya ketika menjumpai kasusnya dalam al-Quran?
Kalau Anda mau tahu, silahkan baca artikel ini sampai habis. Meskipun pembahasannya panjang, kami berusaha membuatnya seringkas mungkin. Namun tentu saja tetap jelas.
Berikut pembahasannya!
Daftar Artikel
Pengertian Mad
“Secara bahasa, mad berarti ‘tambahan’. Adapun secara istilah, pengertian mad memiliki makna ‘memanjangkan suara ketika mengucapkan huruf mad.’”
Dalam pembahasan tajwid, ada 3 huruf yang dapat disebut sebagai huruf mad. Yakni:
- Alif dengan huruf sebelumnya memiliki harakat fathah.
- Ya sukun dengan huruf sebelumnya mempunyai harakat kasrah.
- Wawu sukun dengan huruf sebelumnya memiliki harakat dhommah.
Namun dalam rinciannya, hukum dari madini bisa berbeda beda. Ada berbagai jenis yang perlu Anda ketahui sebagai landasan dalam membaca al-Quran.
Nah, pada tulisan ini kami akan membahas berbagai macam jenis mad. Insya Allah cukup lengkap untuk menambah khazanah keilmuan Anda.
Pembagian jenis mad
Sebenarnya, secara garis besar, jenis mad itu tidak banyak. Hanya berjumlah 2.
Dua jenis yang kami maksud adalah:
- Mad ashli (Mad thabi’i)
- Mad far’i
Mengenai jenis pertama, yakni mad ashli hanya satu macam saja. Untuk menghafalnya tentu saja menjadi sangat mudah.
Namun berbeda dengan mad far’i. Mad ini memiliki berbagai cabang dengan jumlah hingga belasan.
Sebagaimana artinya, far’i berarti ‘cabang’. Jadi, sejatinya ia merupakan cabang dari mad ashli. Umumnya terjadi karena ada penyebab lain yang datang dari huruf hamzah dan sukun.
Kami akan mencoba membahas semua cabangnya khusus untuk Anda.
Mad Thabi’i
Makna bahasa | Thabi’i artinya asli atau alami. |
Makna istilah | Artinya, mad thabi’i merupakan huruf mad yang tak sama sekali mendapatkan tambahan dari unsur huruf lain. |
Panduan baca | Andaikata menemukannya, maka Anda perlu membacanya cukup sepanjang 2 harakat saja. |
Huruf mad asli jumlahnya ada 3, persis sebagaimana yang sudah kami jelaskan pada bagian pengertian. Yakni alif yang didahului fathah, ya yang didahului kasrah, serta wau yang didahului dhommah.
Contoh kasus untuk mad ini sangatlah banyak. Bahkan di surat al-Fatihah saja Anda bisa dengan mudah menemukannya:



Mad Badal
Makna bahasa | Badal secara bahasa artinya perubahan |
Makna istilah | Mad badal ini terjadi bila ada hamzah sukun bertemu dengan mad. Nah, dalam kasus ini, huruf hamzah jadi berubah dan digantikan salah satu dari huruf mad. |
Panduan baca | Andaikata menjumpai kasus ini, maka Anda harus membacanya dengan satu ayunan atau 2 harakat. |
Contoh kasus bagi mad ini misalnya bisa ditemukan dalam surat ad Dhuha, tepatnya di ayat 4. Dalam satu ayat ini, terdapat dua contoh langsung di dalamnya:



Mad Iwad
Makna bahasa | Iwadh artinya dalam bahasa arab adalah pengganti. |
Makna istilah | Mad iwad merupakan mad yang terjadi manakala fathatain atau fathah bertanwin ada pada posisi akhir ayat atau kalimat (berwaqaf)) |
Panduan baca | Manakala bertemu mad ini, maka Anda perlu membaca tanwin secara tidak jelas sekaligus menggantinya dengan bacaan mad. Panjang bacaannya sendiri cukup satu ayunan atau 2 harakat. |
Contohnya cukup banyak. Salah satu ayat yang banyak berisi mad iwad adalah surat al Adiyat. Anda bisa menemukannya di akhir ayat 1 hingga 5 surat ini. Coba perhatikan:



Mad Tamkin
Makna bahasa | Tamkin memiliki arti menempatkan. |
Makna istilah | Adapun mad tamkin adalah bacaan yang dibaca mad manakala terdapat 2 buah huruf ‘ya’ yang saling berdempetan. Dimana huruf ‘ya’ pertama bertasydid, sedangkan ‘ya’ kedua sukun. |
Panduan baca | Andaikata Anda menemukan kasus ini dalam al-Quran, maka Anda perlu membacanya dengan 2 harakat. |
Berikut ini contoh kasus mad yang kami maksud dari beberapa ayat yang bisa Anda temukan dalam juz 30:



Mad Shilah Qashirah
Makna bahasa | Shilah dalam bahasa bermakna ‘hubungan’, sedangkan qashirah memiliki makna ‘pendek’. |
Makna istilah | Sebutan mad shilah qashirah merujuk pada bacaan mad ketika ada huruf ‘ha’ dhamir yang tidak didahului serta diikuti oleh huruf sukun. |
Panduan baca | Ketika Anda menemukan kasus ini, maka bacaannya 2 harakat. |
Bagi Anda belum tahu ‘ha dhomir’, maksudnya adalah ‘ha’ yang memiliki kedudukan sebagai kata ganti seperti ‘huwa’.
Oh ya, sebagai pengecualian, ini tak berlaku jika yang mendahului dan mengikutinya adalah hamzah.
Contoh hukum bacaan mad ini bisa sangat gampang Anda temui dalam surat Abasa. Anda bisa lihat contohnya berikut ini:



Mad shilah thawilah
Makna bahasa | Shilah artinya dalam bahasa Indonesia adalah ‘hubungan’, sedangkan thawilah ‘panjang’. |
Makna istilah | Mad ini hampir sama dengan shilah qashirah. Terjadi ketika ada ‘ha dhomir’ berposisi di antara dua huruf yang memiliki harakat. Bedanya, huruf setelah ‘ha’ merupakan huruf yang ada hamzah nya |
Panduan baca | Cara membacanya agak beda dengan qashirah, karena lebih panjang, yakni antara 4 hingga 5 harakat. |
Berikut ini contoh dari mad shilah thawilah:



Mad jaiz munfashil
Makna bahasa | Jaiz merupakan istilah bahasa Arab dengan makna ‘boleh’, sedangkan munfashil artinya terpisah. |
Makna istilah | Hukum mengenai mad ini terjadi ketika ada satu di antara huruf mad thabi’i yang setelahnya bertemu dengan alif yang memiliki harakat fathah. |
Cara membacanya | Ada banyak pilihan cara membaca mad jaiz munfashil. Anda bisa membacanya dengan 2, 4, atau 6 harakat. |
Agar lebih paham, silahkan lihat contoh mad ini dalam beberapa tempat di surat al Baqarah:



Mad wajib muttasil
Makna bahasa | Wajib berasal dari kata bahasa Arab yang memiliki arti ‘harus’, sedangkan muttasil maknanya bersambung. |
Makna istilah | Adapun mad wajib muttasil secara istilah merupakan mad yang terjadi ketika salah satu huruf mad thabi’i bertemu dengan hamzah dalam satu kalimat. |
Panduan baca | Untuk cara membacanya, adalah memanjangkan mad 5 harakat. |
Berikut ini contoh dari mad wajib ini banyak terdapat dalam pembuka juz 30, yakni surat an Naba. Berikut ini beberapa di antaranya:



Mad arid lissukun
Makna bahasa | Arid dalam bahasa Indonesia memiliki makna ‘bertemu’, lis maknanya ‘karena’, sedangkan ‘sukun’ berarti ‘mati’. |
Makna istilah | Hukum mad ini berlaku manakala ada salah satu huruf mad thabi’i bertemu dengan huruf huruf yang disukunkan karena posisinya waqaf. Biasanya, mad ini terjadi pada akhir ayat atau akhir kalimat. |
Panduan baca | Cara membacanya bisa 2, 4, atau 6 harakat. |
Mengenai contoh mad arid lissukun, Anda bisa lihat berikut ini contohnya dalam surat al Baqarah:



Mad lazim mukhaffaf kilmi
Makna bahasa | Lazim memiliki arti dalam bahasa Indonesia ‘wajib’, mukhaffaf artinya ‘diringankan’, sedangkan kilmi adalah kalimat. |
Makna istilah | Dalam pembahasan mad, hukum baca ini terjadi ketika mad badal bertemu dengan huruf sukun dalam satu rangkaian kalimat |
Panduan baca | Ketika menemukan kasus ini dalam al-Quran, maka cara membacanya adalah dengan memanjangkan hingga 6 harakat sebelum masuk ke huruf sukun setelahnya.. |
Untuk contoh mad lazim mukhaffaf kilmi, Anda bisa lihat pada surat Yunus ayat 51 dan 91:



Baca juga: Hukum Mim Sukun
Mad lazim mutsaqqal kilmi
Makna bahasa | Lazim memiliki arti yakni ‘wajib’, mutsaqqal itu artinya ‘diberatkan’, sementara kilmi berarti ‘kalimat’. |
Makna istilah | Hukum mad lazim mutsaqqal kilmi, berlaku manakala ada salah satu huruf mad thabi’i yang bertemu dengan harakat memiliki tasydid dalam rangkaian satu kalimat. |
Panduan baca | Ketika membacanya, maka caranya dengan memanjangkan hingga 6 harakat sebelum masuk ke dalam huruf tasydid setelahnya. |
Agar jelas, silahkan lihat contohnya yang banyak terdapat dalam juz amma ini:



Mad layyin
Makna bahasa | Layyin merupakan istilah bahasa Arab yang punya arti ‘lembut’. |
Makna istilah | Namun secara konsep, mad layyin ini merupakan hukum baca yang terjadi manakala ada dua huruf mad, yakni ‘ya’ dan ‘wau’ dengan sukun yang didahului oleh huruf dengan harakat fathah. |
Panduan baca | Ketika bertemu dengan kasus ini, maka Anda dapat membacanya dengan 2, 4, atau 6 harakat. Kecuali jika Anda ingin membacanya dengan washal ke kalimat berikutnya, maka 2 harakat saja. |
Untuk mad ini, ada beberapa contohnya dalam al Fatihah dan al Baqarah berikut ini:



Mad lazim harfi mukhaffaf
Makna bahasa | Lazim adalah istilah Arab dengan arti ‘wajib’, harfi artinya ‘huruf’, sedangkan mukhaffaf artinya ‘ringan dalam pengucapan’. |
Makna istilah | Hukum mad ini berlaku apabila ada huruf muqatha’ah yang biasanya ada di awal surat. |
Panduan baca | Pengucapan hurufnya dibaca ringan dengan panjang 6 harakat jika ia tidak di idgham kan dengan huruf berikutnya. |
Contoh dari mad lazim harfi mukhaffaf antara lain pada huruf huruf di awal surat berikut:



Mad lazim harfi mutsaqqal/ Mad lazim harfi musyabba’
Makna bahasa | Lazim punya arti dalam bahasa Indonesia yakni ‘wajib’, harfi maknanya ‘huruf’, sementara mutsaqal artinya ‘di beratkan’. |
Makna istilah | Hukum bacaan mad ini pada dasarnya sama dengan lazim harfi mukhaffaf. Perbedaannya terletak apabila huruf muqatha’ah dalam awal surat ini di idghamkan dengan huruf setelahnya. |
Panduan baca | Cara membacanya sama, yakni dengan memanjangkan bacaan hingga 6 harakat. |
Untuk memperjelasnya, berikut contoh mad lazim harfi mutsaqqal:



Baca juga: Hukum Bacaan Nun Sukun dan Tanwin
Mad farq
Makna bahasa | Farq adalah istilah Arab yang memiliki arti ‘pembeda’. |
Makna istilah | Secara teori, mad ini berlaku ketika ada mad badal bertemu dengan huruf bertasydid. |
Panduan baca | Cara membacanya bagaimana? Yakni dengan memanjangkan dulu sepanjang 6 harakat lalu memasukkan tasydid pada huruf berikutnya. |
Contoh dari mad farq ini bisa Anda lihat pada potongan potongan ayat berikut ini:



Tips Ahli Menguasai Hukum Bacaan Mad
Sebagai penutup, kami merasa perlu untuk mengingatkan beberapa hal.
Pada dasarnya, hukum bacaan mad beserta ilmu tajwid lainnya tak bisa Anda pelajari secara otodidak. Agar lebih bagus dalam teori dan prakteknya, kami sarankan Anda memiliki guru ngaji.
Bagaimanapun, peran guru dalam menguasai hukum bacaan mad ini sangatlah penting. Dengan adanya guru, akan ada orang yang bisa mengoreksi dan meluruskan kesalahan kesalahan Anda dalam proses belajar. Jadi, Anda tak akan tersesat.
Selanjutnya, pemahaman seputar mad ini juga perlu Anda tunjang dengan rajin membaca Alquran secara langsung. Meskipun satu hari hanya beberapa ayat atau lembar, itu sudah bagus.
Ketika Anda rajin membaca, maka Anda akan menemukan langsung contoh kasusnya. Mesti Anda tahu, bahwa mad ini termasuk salah satu hukum bacaan yang sangat sering muncul dalam Alquran. Ketika dua tips untuk menguasai hukum bacaan mad ini Anda laksanakan, insya Allah, Anda bisa menjadi seorang pembaca Alquran yang benar. Ingatlah bahwa Allah SWT menyukai hamba-Nya yang membaca Alquran dengan tartil.