Simak ulasan tentang √ wanita terbaik menurut Rasulullah, √ wanita menyenangkan ketika dilihat dan √ wanita yang seperti putri malu.
Daftar Artikel
Wanita Terbaik Menurut Rasulullah
Wanita adalah mahluk ciptaan Allah yang sangat lemah, namun sebenarnya banyak kekuatan didalam dirinya.



Wanita akan lebih sabar dibanding laki-laki. Dia akan lebih setia jika dia merasa nyaman dan sennag kepada yang melindunginya.
Karena kelemahannya tersebut wanita membutuhkan tempat bersandar, tempat mengadu, tempat cerita kepada orang yang mencintainya lahir dan batin.
Lelaki yang mencintainya lahir dan batin disini adalah Lelaki yang bisa memberikan nasehat, perhatian, kasih sayang kepada wanita yang mencintainya.
Wanita akan tidak nyaman dan tidak senang dengan lelaki yang tidak penuh kasih sayang apalagi sering memarahi wanita.
Hal ini seperti perahu dengan penumpang dan nahkodanya. Penumpang akan nyaman jika nahkodanya akan membawa penumpangnya kemana saja.
Penumpangnya adalah para wanita sebagai istri dan anak-anaknya sedangkan yang menjadi nahkodanya adalah laki-laki sebagai seorang suami yang memimpin, membimbing dan mengarahkan ke jalan Allah.
Jadi siapakah wanita yang terbaik?
Wanita yang terbaik menurut Rasulullah adalah perempuan yang menyenangkan ketika dilihat.
Wanita yang Menyenangkan Ketika Dilihat
Wanita adalah makhluk Allah yang memiliki keindahan dengan kecantikannya serta daya tariknya.
Apa pentingnya menjadi perempuan yang menyenangkan ketika dilihat oleh suaminya?
Rasulullah pernah ditanya, “Siapakah perempuan yang terbaik?”
Rasulullah bersabda :
الَّتِي تَسُرُّهُ إِذَا نَظَرَ وَتُطِيعُهُ إِذَا أَمَرَ وَلَا تُخَالِفُهُ فِي نَفْسِهَا وَمَالِهَا بِمَا يَكْرَهُ
Artinya :
“Yaitu wanita yang sangat menyenangkan ketika dilihat, taat ketika diperintah oleh suaminya, dan tidak menyimpang pada dirinya sendiri dan hartanya dengan melakukan sesuatu yang tidak disukai (oleh Allah).” (HR. Abu Dawud dan an-Nasa’i).
Makna dari Menyenangkan Ketika Dilihat
“Menyenangkan tatkala dilihat” maksud disini tentunya dilihat oleh suaminya.
Hal ini mengandung beberapa makna yaitu :
1. Wanita dengan Paras yang Cantik
Memang secara fisik wanita (istri) dikaruniai kecantikan, sehingga membangkitkan kecintaan pada suami yang menikahinya.
Suami terdorong untuk selalu bersyukur dan menjadikan karunia ini sebagai barang mahal yang harus dijaga dan dilindungi. Wanita-wanita yang merasa dirinya kurang cantik berusaha agar tampak cantik dihadapan suami.
Dengan ikhtiar yang diizinkan oleh Allah. Dalam hal ini, perempuan harus selalu yakin bahwa ketika seorang wanita itu tidak dipandang cantik, ia tetap memiliki hal-hal yang mempesona.
2. Menyenangkan Karena Menyesuaikan Kriteria yang Diinginkan
Perempuan yang menyenangkan ketika dilihat oleh suaminya dengan keadaan wanita, baik fisik maupun perilaku juga disebut menyenagkan. Jika wanita menyesuaikan dengan kriteria yang diinginkan suami.
Kecocokan ini terus terpelihara istri terhadap suami demikian juga sebaliknya. Hal ini membuat masing-masing semakin saling menyesuaikan.
Bukankah dengan demikian seorang istri akan terus dan semakin menyenangkan di hadapan suami?
Wanita itu menyenangkan dilihat karena kebaikan akhlak dan ketaatannya kepada Allah.
Wanita dalam keadaan seperti ini, hampir tidak memerlukan kecantikan wajah untuk membuat suami senang padanya. Karena suami telah menemukan kecantikan lain yang lebih indah dan benar-benar ia butuhkan.
Kecantikan batiniah inilah yang meredakan amarah suami, menyalakan semangat sang suami, menguatkan hati suaminya yang rapuh, dan menyelamatkan suaminya dari jurang neraka.
3. Menyenangkan Karena Memiliki Kelebihan
Perempuan yang sholehah mampu menyenangkan suami, jika memiliki banyak kelebihan atau mampu menjadi istri dengan nilai di atas rata-rata istri atau para wanita yang lain.
Seperti inilah idealnya perempuan dicintai. Seperti ini pula perempuan meniti bahtera bersama suami ke surga Allah nanti.
Simak dan baca : Doa Untuk Suami
Mari kita simak keterangan dari Ali yang mengungkapkan sabda Rasulullah :
“Tidak ada keterangan yang lebih baik yang dirasakan seorang suami kecuali istri sholehah. Apabila ditatapnya, ia menyenangkannya. Jika suami tidak sedang berada disisinya, ia mampi menjaga diri dan hartanya.”
Jadi, jangan ragu lagi bahwa istri sholehah adalah karunia besar (maka dikatakan oleh Rasulullah ‘tidak ada keberuntungan yang lebih baik darinya’).
Yaitu ketika perempuan menyadari karunia ini dengan selalu menjadi lambang keindahan.
Wanita Seperti Tanaman Putri Malu



Fathimah adalah putri kesayangan Rasulullah. Ia mendapat didikan langsung dari ayahnya yang seorang Nabi, dan bersuamikan salah seorang pria terbaik yang sejak kecil juga mendapatkan tarbiah dari Nabi, yaitu Ali.
Pada suatu hari, Rasusullha berjalan-jalan bersama putrinya, Fathimah.
Setibanya mereka di bawah sebatang pohon kurma, Fathimah tanpa sengaja menginjak tanaman putri malu. Kakinya berdarah. Lalu ia mengaduh kesakitan.
Fathimah mengatakan kepada ayahnya apalah gunanya tanaman putri malu itu berada di situ, dengan nada sedikit marah.
Rasulullah dengan tenang berkata kepada putri kesayangannya bahwa pohon putri malu itu amat berkaiatan dengan sifat perempuan.
Para wanita hendaklah mengambil pelajaran dari pohon putri malu ini mengenai empat hal, yaitu :
1. Pohon putri malu akan kuncup apabila disentuh
Ini diibaratkan bahwa peremuan harus mempunyai rasa malu (pada tempatnya).
2. Putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya
Oleh karena itu, perempuan perlu tahu bagaimana cara mempertahankan dirinya dan muru’ah (harga diri) sebagai Muslimah.
3. Putri malu juga mempunyai akar panjang mendalam yang sangat kuat dan mencengkeram bumi
Ini bermakna perempuan sholehah hendaklah mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul alamin.
4. Daun-daun putri malu akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang
Oleh karena itu, wahai putriku, kembalilah ke rumahmu apabila waktu semakin senja. Ambillah pelajaran dari putri malu, walaupun ia hanya sebatang tumbuhan yang kecil.
Penjelasan di atas berisi muatan yang sangat filosofis. Yaitu, menerangkan empat hal yang berkenaan dengan kemuliaan wanita.
Malu itu bagian dari keimanan. Manusia yang tidak mempunyai rasa malu menyiratkan bahwa ia memiliki iman yang tipis, atau bahkan tak punya iman. Dari keringnya keimanan inilah malapetaka itu datang.
Jika Anda mencermati berita kriminal yang menajdikan wanita sebagai sasaran, maka banyak dari kejadian tersebut bermula dari berkurangnya rasa malu dari kaum wanita.
Para wanita menjadi sasaran perbuatan asusila karena memperlihatkan aurat, memamerkan perhiasan, atau berkeliaran tanpa didampingi mahramnya.
Oleh karena itu, rasa malu membuat wanita terselamatkan dunia dan akhiratnya. Malu adalah perisai, jika Anda tetap menginginkan menjadi wanita sholehah yang dicintai oleh Allah.
Jika menanggalkannya, maka Anda akan berbuat apa pun semau Anda sampai kehancuran datang bertubi-tubi.
Malu adalah Pelindung
Wanita memang seharusnya memiliki alat pertahanan yang kokoh dan menjamin perlindungan baginya.
Pelindungan seperti apakah itu?
Perlindungan berupa sikap tegas dan istiqamah memegang prinsip. Saat Allah memerintahkan Anda menundukkan pandangan ketika bertemu laki-laki yang bukan mahram, tundukkanlah pandangan, tanpa terpengaruh godaan zaman dan kondisi sekitar.
Saat Allah dan Rasul-Nya memerintahkan wanita untuk menutup aurat, bertahanlah dalam jilbab pengaman tanpa tergoyahkan oleh cercaan kaum liberal yang selalu menawarkan kebebasan.
Simak dan baca juga : Biodata Nissa Sabyan
Keterikatan yang Kuat dengan Allah
Wanita yang mulia dalah mereka yang memiliki keterikatan kuat dengan Allah.
Wanita yang memesona adalah mereka yang kedekatannya dengan Allah tidak kurang dari kedekatannya kepada suami atau siapa pun yang mereka cintai.
Ketaatan kepada suami atau siapa pun yang mereka cintai. Ketaatan kepada suami adalah semata karena Allah menghendaki demikian. Kecintaan kepada anak-anak adalah semata karena Allah telah mengamankan mereka pada dirinya.
Cermat Membawa Diri dan Kehormatannya
Wanita dimuliakan ketika ia bisa cermat dan berhati-hati dalam membawa diri dan menjaga kehormatannya. Mereka adalah wanita yang memahami waktu dan menempatkan dirinya pada situasi yang tepat.
Allah telah menyatakan bahwa malam adalah salah satu penggal waktu yang didalamnya terdapat kejahatan.
Allah berfirman dalam Al Quran surah Al Falaq ayat 3 :
وَ مِنۡ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَ
Artinya :
“Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.” (Al-Falaq ayat 3).
Sesungguhnya pezina, pencuri, penjudi, peminum, dan perencana kejahatan lainnya seringkali melancarkan aksinya pada waktu malam.
Oleh karena itu, wanita dibatasi untuk keluar malam mengingat demikian bahayanya, kecuali dengan alas an syar’i dengan cara yang syar’i pula, yaitu Bersama suami atau mahram untuk keperluan yang sangat mendesak.
Simak dan baca juga : Ciri-Ciri Wanita Sholehah
Demikian ulasan tentang wanita terbaik menurut Rasulullah yang menyenangkan tatkala dilihat oleh suaminya. Wanita itu adalah wanita yang memilki sifat wanita sholehah yang akan menjadi penghuni surga Allah.